Dibalik Kebesaran sang Ketum
Taopik Hidayat. Siapa yang tak kenal nama itu, Ia adalah ketua umum IMK
Wil. Cirebon periode 2011-2012. Sosok pemuda pendiam namun visioner ini
terpilih menjadi ketua Umum IMK mengalahkan
rivalnya pada saat Musang beberapa bulan yang lalu. Sebelum menjadi
ketua umum Ia mempunyai perjalan yang panjang dalam mengarungi hidupnya.
Dilahirkan menjadi anak pertama dari pasangan suami istri Maman kirman dan
Cicih Suarsih pada tanggal 09 Oktober 1989 tepatnya disebuah Desa asri nan indah kaki gunung
Ciremai Linggasana,Cilimus-Kuningan. “Taopik Hidayat”, adalah nama sekaligus do’a yang telah
diberikan oleh kedua orang tuanya dan nomor
09101989 adalah nomor kebanggaanya yang selalu melekat dalam kartu identitas. Pasca kelahirannya, Ia tumbuh besar dengan normal seperti
layaknya anak-anak yang lain masuk di SDN Linggasana kemudian lulus Pada tahun
2002, setelah lulus Ia melanjutkan ke SMPN 3 Cilimus lulus tahun 2005 dan melanjutkan
ke SMAN 1 Cilimus lulus pada tahun 2008 sampai kemudian melanjutkan ke IAIN Syekh Nurjati Cirebon jurusan IPS sampai sekarang. Lalu dengan gerbang IAIN
inilah kemudian Ia menjadi cikal bakal sosok yang dikenal di kalangan mahasiswa
kuningan.
Melalui
dinamika pemikiran yang visioner di tambah keadaan kuningan yang berubah
drastis baik dari sisi politik, ekonomi sosial budaya dan lingkungan memicu
pada motivasi ingin melakukannya sebuah perubahan yang progresif. Dulu berdasarkan pengalaman yang dilalui
kuningan itu indah,
sejuk, rindang akan
pepohonan yang
menjulang dari kemegahan gunung ciremai yang eksotis,
namun kini menjadi berubah drastis udaranya semakin panas dan gersang terlebih ditambah dengan proses birokrasi yang tak
karuan serta pengaruh kebudayaan yang semakin mengancam .
“Apakah aku akan dapat bertahan di kota ini??”. Adalah kata yang Pernah terucap olehnya. Sehingga pada akhirnya Ia merasa akan pentingnya peranan
dirinya sebagai mahasiswa untuk melakukan sebuah perubahan dari berbagai sisi
dan sudut pandang sekalipun pada saat itu Ia belum menemukan harus dengan
kendaraan apa Ia bisa melakukan itu semua.
Dari
awal perjalanannya sebagai mahasiswa hari demi hari Ia lakukan seperti layaknya
mahasiswa baru yang disibukkan dengan kepentingan akademisnya. Sampai
kemudian Selembar
kertas berisikan Selayang Pandang IMK
yang berjejeran di tiap mading dan sudut kampus membuat Ia penasaran untuk mengetahuinya, selembar kertas berisikan
informasi seputar Orientasi
Anggota Baru (OAB). Membuat ukiran
kata-kata terdalam dilubuk hatinya “mungkin melalui kendaraan inilah aku bisa
melakukannya dengan inilah awal petualanganku dimulai dan dengan ini pula sejuta
pengalaman akan kudapatkan saya yakin
pasti bisa untuk menjadi mahasiswa yang mampu memberikan perubahan terutama
untuk kuningan tercinta yang telah melahirkanku.
Setelah
menjadi anggota IMK yang pada saat itu diketuai oleh Kanda Dede Awaludin, pada
tingakatan satu perkuliahan
dilalui dengan penuh suka cita, suasana baru dan lingkungan baru bahkan karena motivasi
organisasi yang tinggi dua organ ekstra
kampus menjadi bagian dari ceritanya
saat itu Ikatan
Mahasiswa Kuningan (IMK) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ), dan berkat dua
faktor inilah Himpunan Mahasiswa Sosial (HIMASOS) menjadi bagian pula dari
perjalanannya.
Manis dan
pahitnya hidup di organisasi, sedikitnya pernah
dialami. Teman-teman yang
solid menjadi motivasi kuat baginya
untuk bertahan dalam dunia organisasi. Detik
demi detik sampai pase demi pase telah dilalui dengan kurun waktu yang berbeda
sampai tibalah pada saat dramatis, bahagia bercampur haru dalam Peristiwa
22 April 2011 yakni moment Musyawarah Anggota IMK. Satu hari satu malam Musang dilaksakan hingga detik
terakhir, pasca pemilihan presidium sidang mengumumkan akan nama pemenang ketua
umum IMK periode 2011-2012. Dan ternyata setelah detik pengaharapan tiba
dibaluti dengan suasan hening dari para anggota “Taopik Hidayat” adalah nama
yang terucap dari bibir presidium sambil
mengetokan palu tiga kali berturut-turut, Secara spontan Ia menangis terharu
diiringi dengan tangisan dari para rivalnya yang langsung memeluk erat dirinya.
Tentu, ini adalah lembaran baru dalam dirinya,
Tugas dan tanggung jawab besar IMK sekarang
berada dipangkuannya, roda organisasi harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan bijaksana.
Sampai kemudian sambil berderai air mata ia kembali terucap
“mungkin inikah jawaban dari pengaharapan diriku dimasa lalu, saat aku merasa
haus akan perubahan kuningan tercinta, saat aku berjalan terpopoh kepanasan
mendaftar di IMK, saat aku bekeringat bercampur peluh kesah mengikuti orientasi
anggota baru dan saat aku menelan rasa pahit dan manisnya diorganisasi, kini
aku berada dibalik kebesaran IMK akankah aku bisa menjawab semua
permasalahanku dulu?”.
Harapan demi harapan akan tetap selalu ada dalam dirinya “ Terima
kasih sahabat perjuanganku, semoga IMK kini dan
seterusnya bisa menjadi
lebih baik dari yang sudah baik, dan semua itu tidak terlepas dari kerjasama
team. “ mari kita tunjukan bahwa IMK
punya taring, kibarkan
benderamu dan yakin kita semua akan membusungkan dada di puncak kejayaan sana” . (ditulis
oleh Ima Mu’tasim/Kabid Infokom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar