Selasa, 18 Oktober 2011

TOKOH KITA


Dibalik Kebesaran sang Ketum
Taopik Hidayat.  Siapa yang tak kenal nama itu, Ia adalah ketua umum IMK Wil. Cirebon periode 2011-2012. Sosok pemuda pendiam namun visioner ini terpilih menjadi ketua Umum IMK mengalahkan  rivalnya pada saat Musang beberapa bulan yang lalu. Sebelum menjadi ketua umum Ia mempunyai perjalan yang panjang dalam mengarungi hidupnya. Dilahirkan menjadi anak pertama dari pasangan suami istri Maman kirman dan Cicih Suarsih pada tanggal 09 Oktober 1989 tepatnya disebuah Desa asri nan indah kaki gunung Ciremai Linggasana,Cilimus-Kuningan. “Taopik Hidayat”, adalah nama sekaligus do’a yang telah diberikan oleh kedua orang tuanya dan nomor 09101989 adalah nomor kebanggaanya yang selalu melekat dalam kartu identitas. Pasca kelahirannya, Ia tumbuh besar dengan normal seperti layaknya anak-anak yang lain masuk di SDN Linggasana kemudian lulus Pada tahun 2002, setelah lulus Ia melanjutkan ke SMPN 3 Cilimus lulus tahun 2005 dan melanjutkan ke SMAN 1 Cilimus lulus pada tahun 2008 sampai kemudian melanjutkan ke IAIN Syekh Nurjati Cirebon jurusan IPS sampai sekarang. Lalu dengan gerbang IAIN inilah kemudian Ia menjadi cikal bakal sosok yang dikenal di kalangan mahasiswa kuningan.
Melalui dinamika pemikiran yang visioner di tambah keadaan kuningan yang berubah drastis baik dari sisi politik, ekonomi sosial budaya dan lingkungan memicu pada motivasi ingin melakukannya sebuah perubahan yang progresif.  Dulu berdasarkan pengalaman yang dilalui kuningan itu indah,  sejuk, rindang akan pepohonan yang menjulang dari kemegahan gunung  ciremai yang eksotis, namun kini menjadi berubah drastis udaranya semakin  panas dan gersang terlebih ditambah dengan proses birokrasi yang tak karuan serta pengaruh kebudayaan yang semakin mengancam . “Apakah aku akan dapat bertahan di kota ini??”. Adalah kata yang Pernah terucap olehnya. Sehingga pada akhirnya Ia merasa akan pentingnya peranan dirinya sebagai mahasiswa untuk melakukan sebuah perubahan dari berbagai sisi dan sudut pandang sekalipun pada saat itu Ia belum menemukan harus dengan kendaraan apa Ia bisa melakukan itu semua.
Dari awal perjalanannya sebagai mahasiswa hari demi hari Ia lakukan seperti layaknya mahasiswa baru yang disibukkan dengan kepentingan akademisnya. Sampai kemudian  Selembar kertas berisikan Selayang Pandang IMK yang berjejeran di tiap mading dan sudut kampus membuat Ia penasaran  untuk mengetahuinya, selembar kertas berisikan informasi seputar Orientasi Anggota Baru (OAB). Membuat ukiran kata-kata terdalam dilubuk hatinya “mungkin melalui kendaraan inilah aku bisa melakukannya  dengan inilah  awal petualanganku dimulai dan dengan ini pula sejuta pengalaman akan kudapatkan saya yakin pasti bisa untuk menjadi mahasiswa yang mampu memberikan perubahan terutama untuk kuningan tercinta yang telah melahirkanku.
Setelah menjadi anggota IMK yang pada saat itu diketuai oleh Kanda Dede Awaludin, pada tingakatan satu perkuliahan dilalui dengan penuh suka cita, suasana baru dan lingkungan baru bahkan karena motivasi organisasi yang tinggi dua organ ekstra kampus menjadi bagian dari ceritanya  saat itu Ikatan Mahasiswa Kuningan (IMK) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ), dan berkat dua faktor inilah Himpunan Mahasiswa Sosial (HIMASOS) menjadi bagian pula dari perjalanannya.
Manis dan pahitnya hidup di organisasi, sedikitnya pernah  dialami. Teman-teman yang solid menjadi motivasi kuat baginya untuk bertahan dalam dunia organisasi. Detik demi detik sampai pase demi pase telah dilalui dengan kurun waktu yang berbeda sampai tibalah pada saat dramatis, bahagia bercampur haru dalam Peristiwa 22 April 2011 yakni  moment Musyawarah Anggota IMK. Satu hari satu malam Musang dilaksakan hingga detik terakhir, pasca pemilihan presidium sidang mengumumkan akan nama pemenang ketua umum IMK periode 2011-2012. Dan ternyata setelah detik pengaharapan tiba dibaluti dengan suasan hening dari para anggota “Taopik Hidayat” adalah nama yang terucap dari bibir  presidium sambil mengetokan palu tiga kali berturut-turut, Secara spontan Ia menangis terharu diiringi dengan tangisan dari para rivalnya yang langsung memeluk erat dirinya. Tentu, ini adalah  lembaran baru dalam dirinya, Tugas dan tanggung jawab besar IMK sekarang berada dipangkuannya, roda organisasi harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan bijaksana. Sampai kemudian sambil berderai air mata ia kembali terucap “mungkin inikah jawaban dari pengaharapan diriku dimasa lalu, saat aku merasa haus akan perubahan kuningan tercinta, saat aku berjalan terpopoh kepanasan mendaftar di IMK, saat aku bekeringat bercampur peluh kesah mengikuti orientasi anggota baru dan saat aku menelan rasa pahit dan manisnya diorganisasi, kini aku berada dibalik kebesaran IMK akankah aku bisa menjawab semua permasalahanku dulu?”.
Harapan demi harapan akan tetap selalu ada dalam dirinya “ Terima kasih sahabat perjuanganku, semoga IMK kini dan seterusnya bisa menjadi lebih baik dari yang sudah baik, dan semua itu tidak terlepas dari kerjasama team. “ mari kita tunjukan bahwa IMK punya taring, kibarkan benderamu dan yakin kita semua akan membusungkan dada di puncak kejayaan sana” . (ditulis oleh Ima Mu’tasim/Kabid Infokom)

Tidak ada komentar: