Journal IMK. Menindaklanjuti permasalahan seks bebas yang dikaji
oleh IMK dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut, kali ini PKMB seolah
tidak mau kesalahan dalam mengkaji masah tersebut karena desakan dari peserta
agar menghadirkan pemateri terkait seperti halnya dari PKBI yang membidangi
masalah tersebut agar masalah yang dibahas bisa selasai dengan tuntas oleh
ahlinya.
Melaui
proses birokrasi yang panjang akhirnya kamis (13/10) Galuh Mauludin Kabid PKMB
bisa menghadirkan pemateri kompeten. Hermawan (Koordinator lapangan PKBI
cirebon) dan Restu (MCR cirebon) dan fokus dalam kajian “Resiko kesehatan
reproduksi”. Kajian yang dimulai pada pukul 20.00 Wib tampak berbeda dari
kajian sebelumnya aula IMK yang relatif sempit begitu padat dipenuhi oleh
puluhan peserta sampai halaman depan dan belakang tampaknya anggota IMK begitu
antusias ingin mengetahui tentang reproduksi dan maslah yang terkait dengannya.
Hermawan
menjelaskan total kasus HIV/AIDS di kabupaten cirebon dari data kasus tahun
1999-2010 warga kabupaten cirebon mencapai 223 kasus (43%) sementara diluar
kabupaten cirebon mencapai 294 kasus (57 %) dengan total 517 kasus. Berdasarkan
jenis kelamin perempuan 25 % dan laki-laki 75 %. HIV sulit ditularkan kecuali
hepatitis yang sangat mudah tetapi sekali ketularan sangat sulit di sembuhkan,
adapun untuk menahan penyakit HIV sudah tersedia pil faksin (ARV) namun itu
juga penggunanya masih relatif sedikit masih sekira 85 % yang belum
menggunakannya dan 16 % yang sudah menggunakannya.
Sementara
itu prilaku seks bebas bisa terjadi akibat ketidaktahuan para remaja akan
reproduksi, hasil survey BKKBN dari 33 propinsi 36 % remaja tahu akan kesehatan
reproduksi dan 15 % telah berhubungan seks. 63 % remaja sedang melakukan SPN
dan 21 % memang kurang kepedulian dari orang tua, masyarakat dan kurang
optimalnya pemerintah dalam pelayanan kesehatan remaja.
Terkait
dengan perubahan remaja menurut Restu (MCR cirebon) dapat ditinjau dari tiga
unsur yaitu perubahan refroduksi, fisik dan sikis dan tanda perubahan pada
seseorang bisa dicirikan dengan mimpi basah bagi laki-laki dan menstruasi bagi
perempuan ketika demikian maka refroduksi seorang remaja bisa dapat dibuahi. Infeksi
menular sex lebih banyak perempuan daripada laki-laki karena perempuan mempunyai
multi pengeluaran air kencing sama seperma beda dengan laki-laki Cuma hanya
satu saluran saja kencing dan seperma.
Prilaku
seks dapat terjadi juga akibat Peer pressure (tekanan teman sebaya) ada rasa
ketagihan dalam hal perilaku sexs ciuman,pelukan,dan piting (gesekan ke vagina),sementara
Siklus haid yang subur untuk pembuahan yaitu dipertengahan antara sesudah haid
dan mau kembali datang haid, itu yang dinamakan sebagai matangnya pembuahan.
Tentang masalah mitos bahwa seorang perempuan yang dinamakan perawan bukan
diukur dengan salahsatu selaput dara melainkan seorang perempuan itu sudah atau
belum melakukan hubungan seks. Penularan melaui seks hanya lewat kondom yang
bisa mencegah HIV dan itu sudah terbukti oleh penelitian PKBI .
Setelah
pemateri menjelaskan dengan gamblang para peserta kajian menanyakan masalah
yang belum dimengerti diantaranya dari Adi, kenapa kebanyakan Virus HIV lebih
banyak pada laki-laki bukan pada perempuan? Galuh, apakah benar pori-pori kondom lebih besar daripada virus HIV/AIDS?
dan Yayu, kenapa seseorang bisa kena HIV padahal tidak melakukan hubungan seks
ataupun menyuntikan jarum suntik?
Dari
pertanyaan yang dilontarkan peserta ditampung oleh moderator Lanlan Muhria
(PKBI) dan kemudian ditanggapi oleh pemateri, jawaban pertama Karena laki-laki
mempunyai cairan semen yang menyebabkan HIV atau pelumas Laki-laki yang banyak
kena HIV, terlebih laki-laki yang lebih banyak melakukan hubungan seks dengan
WTS karena kebanyakannya satu WTS mampu
melakukan hubungan seks dengan beribu laki-laki yang menyebabkan terkenanya virus
HIV. Menanggapi pertanyaan kedua kenyataanya justru terbalik virus HIV lebih besar daripada pori-pori kondom dengan
demikian kondom banyak bisa mencegah virus HIV sementara untuk jawaban dari
Yayu, HIV dapat menular melalui sebuah penomena adanya sebuah luka dan ada
darah segar dari luka tersebut yang mengakibatkan menularnya HIV melaui darah
segar. (Asep/Jour/Imk)
‘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar